Dr. H. Mucshin Ridjan, SE., MM.
Ketua Umum/Chairman
The Association of Exporters and Producers of Indonesian Handicraft
Selayang Pandang
At a Glance
Pada tahun 1942, Kekaisaran Jepang menginvasi Hindia Belanda dan menguasai Pulau Jawa hingga dikalahkan pada tahun 1945. Sukarno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945; Sultan Hamengkubuwono IX segera mengirimkan surat kepada Sukarno, menyatakan dukungannya terhadap bangsa Indonesia yang baru lahir dan mengakui Kesultanan Yogyakarta sebagai bagian dari Republik Indonesia.
Kota Yogyakarta mengandalkan sektor industri, perdagangan, dan jasa, khususnya dalam bidang pariwisata. Seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Yogyakarta, perubahan struktur perekonomian menjadi hal yang alami. Beberapa sektor ekonomi terus meningkat kontribusinya terhadap perekonomian daerah dan sektor-sektor lain terlihat mengalami penurunan kontribusi terhadap perekonomian daerah.
—
In 1942, the Japanese Empire invaded the Dutch East Indies and ruled Java until they were defeated in 1945. Sukarno proclaimed the independence of the Indonesian Republic on 17 August 1945; Sultan Hamengkubuwono IX promptly sent a letter to Sukarno, expressing his support for the newly born nation of Indonesia and acknowledging the Yogyakarta Sultanate as part of the Indonesian Republic.
The city of Yogyakarta relies on the industrial, trade, and service sectors, especially in the tourism sector. Along with the rapid development of the city of Yogyakarta, changes in the economic structure have become natural. Some economic sectors continue to increase their contribution to the regional economy and other sectors appear to have decreased their contribution to the regional economy.
Industri di Yogyakarta
Industy in Yogyakarta
Yogyakarta memiliki beberapa sentra industri menengah, kebanyakan dari mereka memproduksi barang yang masih ada kaitannya dengan kebudayaan Yogyakarta. Seperti industri pembuatan blangkon gaya Yogyakarta di Mantrijeron, industri perak di Kotagede, dan industri batik gaya Yogyakarta di Ngasem. Meski begitu, Yogyakarta juga memiliki sentra industri modern, seperti produsen alat-alat pertanian, yang memiliki pabrik di Jalan Magelang, Kelurahan Karangwaru, Kemantren Tegalrejo.Di sektor perdagangan, Yogyakarta memiliki beberapa pasar tradisional yang tersebar di beberapa kemantren, dengan Pasar Beringharjo sebagai pasar terbesar. Beberapa pasar besar lainnya, seperti Pasar Kranggan, Pasar Legi Kotagede, Pasar Sentul, dan Pasar Giwangan. Pasar tradisional di Yogyakarta tidak hanya menjual bahan pokok, melainkan juga menjual beberapa barang bekas atau barang antik. Salah satu pasar barang bekas dan antik di Yogyakarta adalah Pasar Klithikan Pakuncen yang terletak di Kelurahan Pakuncen, Wirobrajan.
—
Yogyakarta has several medium-sized industrial centers, most of which produce goods that are still related to Yogyakarta culture. Such as the Yogyakarta style blangkon making industry in Mantrijeron, the silver industry in Kotagede, and the Yogyakarta style batik industry in Ngasem. However, Yogyakarta also has modern industrial centers, such as agricultural equipment manufacturers, which have factories in Jalan Magelang, Karangwaru Village, and Tegalrejo Kemantren. In the trade sector, Yogyakarta has several traditional markets spread across several Kemantren, with Beringharjo Market as the market. biggest. Several other large markets, such as Kranggan Market, Legi Kotagede Market, Sentul Market, and Giwangan Market. Traditional markets in Yogyakarta not only sell basic materials but also sell some used goods or antiques. One of the used and antique goods markets in Yogyakarta is the Klithikan Pakuncen Market which is located in Pakuncen Village, Wirobrajan.
Yogyakarta sebagai Icon Inacraft 2024!
Yogyakarta as Inacraft 2024 Icon!
Besarnya keinginan Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta menjadi ikon INACRAFT 2024 sebagai langkah yang tepat memperkenalkan seni, karya kreatif dan budaya kepada masyarakat Indonesia serta mancanegara. Dengan branding “Glorious Yogyakarta” pemerintah Provinsi terus menerus melakukan promosi wisata, seni dan budaya D. I. Yogyakarta tidak hanya di dalam negeri.
Target dan harapan pemerintah D. I. Yogyakarta tentunya memotivasi kami untuk ikut berperan membangun kemajuan D. I. Yogyakarta melalui kegiatan pameran INACRAFT 2024. Pada kesempatan ini, kami juga mengajak produsen, pengusaha handicraft bersama pemerintah D.I. Yogyakarta ikut mengambil bagian mempromosikan karya kreatif handicraft Indonesia di ajang pameran INACRAFT yang akan diselenggarakan tanggal 28 Februari - 3 Maret 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center.
Pastikan keikutsertaan Anda di pameran bergengsi ini!
—
The great desire of the Provincial Government of D.I. Yogyakarta has become an icon for INACRAFT 2024 as the right step to introduce art, creative work, and culture to Indonesian and foreign people. With the branding "Glorious Yogyakarta" the provincial government continues to promote Special Region of Yogyakarta tourism, arts, and culture, not only within the country.
The targets and hopes of the Special Region of Yogyakarta certainly motivate us to play a role in building the progress of Special Region of Yogyakarta through the INACRAFT 2024 exhibition. On this occasion, we also invite producers, and handicraft entrepreneurs together with the Government of Special Region of Yogyakarta is take part in promoting creative Indonesian handicraft works at the INACRAFT exhibition which will be held on February 28th - March 3rd, 2024 at the Jakarta Convention Center Convention Center.
Make sure you participate in this prestigious exhibition!